Wednesday, October 6, 2010

i'm just doing my job

"You hate me, don't you?"  - IRS Agent to Happy Gilmore

Seminggu yang lalu, gue baru aja nonton film "Happy Gilmore." I always love Adam Sandler. Dan entah kenapa kutipan di atas melekat banget di otak gue, terutama sekarang ini.  Kutipan ini diambil dari adegan saat si IRS Agent harus menyita rumah dan barang-barang milik neneknya Gilmore karena si nenek engga membayar pajak selama setahun. Karena ngerasa engga enak harus bertindak sekejam ini, si IRS Agent pun ngomong gitu ke Gilmore. Gue rasa gue sedang merasakan hal yang sama dengan tokoh IRS Agent (kasian sekali ya dia cuma dinamai IRS Agent): melakukan hal yang membuat orang (mungkin) benci sama gue.

Seperti yang udah pernah gue bilang sebelumnya, gue sekarang bekerja sebagai subtitling-officer di salah satu TV swasta nasional yang juga bagian dari grup korporat penyiaran besar. Gue suka sama kerjaan gue sekarang. Awal-awalnya sih emang sering rada mati gaya di kantor karena kerjaan belum banyak, tapi lama-lama gue menikmati "kemagabutan" gue dan lama-lama kerjaannya emang makin banyak juga, haha. Nah, kerjaan gue adalah memeriksa dan mengedit subtitle film atau tayangan ber-subtitle lainnya. Itu lah kenapa gue sangat menikmati kerjaan gue sekarang: gue memang paling suka mengedit. Rasanya enak banget meriksa dan memperbaiki hasil kerjaan orang lain. Mungkin karena faktor sifat dasar manusia yang memang suka sekali mencari kesalahan orang lain kali ya? Haha. Anyway, berhubung gue orangnya suka memperhatikan detail, jadilah gue sangat mendetail sekali dalam meriksa subtitle. Terlebih lagi, menurut gue menerjemahkan itu gak bisa sembarangan. salah satu teman gue pernah menulis di status facebooknya "penerjemah itu bagaikan nabi" dan gue setuju banget. Tugas seorang penerjemah itu berat banget karena harus bisa menyampaikan pesan dalam suatu teks. Dan dari semua jenis teks yang pernah gue terjemahin, menurut gue yang paling sulit adalah menerjemahkan teks dengan tema atau unsur budaya di dalamnya, misalnya teks film, novel atau komik. Jadi, menurut gue pekerjaan menerjemahkan skrip film cukup sulit. Karena itu, gue sangat menghargai sekali para penerjemah subtitle film yang suka gue periksain. Tapi sayangnya, ga semua penerjemah sadar bahwa mereka mengemban tugas yang sangat berat, hahaha. Maksud gue, ada beberapa penerjemah yang asal-asalan dalam menerjemahkan. Ini sering gue temuin dalam subtitle tayangan-tayangan MTV. Banyak banget penerjemah yang sangat teramat tidak kompeten dalam menerjemahkan dialog atau unsur-unsur budaya dalam dialog misalnya istilah slang dsb.


Dan minggu lalu, gue meriksa beberapa tayangan bersubtitle dari satu PH. Ya Tuhan, sungguh hasil terjemahannya kacau sekali. Gue jadi bukan berasa meriksa tapi menerjemahkan ulang. Akhirnya, gue suruh lah ya PH itu untuk merevisi hasil kerjaannya. Dan gue kasih segala macam hasil koreksi-an gue, aturan-aturannya, skripnya, link web untuk istilah slang dan nyari skrip dll dsb. Dan si pihak PH pun membalas email gue dengan curhat panjang lebar dengan nada kesal. I took linguistic major, i can read the tone of a writing, fyi *sombong*. Dan bahkan dia akhirnya menelepon dan curhat sama mba kantor yang lebih senior. Intinya ya dia kesal harus revisi melulu.


Awalnya sih ya gue kesal juga sama responnya si PH ini karena kesannya dia menganggap gue terlalu mencari-cari kesalahan. Padahal kan ya, emang kesalahannya terlalu luar biasa, haha. Tapi setelah gue pikir-pikir kasihan juga sih dia, dia kan hanya penghubung. Dan kasihan juga dia harus kerja dua kali. Yang salah emang penerjemahnya. 


Intinya sih ya gue cuma pengen bilang kalau kadang gue ngerasa engga enak juga kalau harus membuat orang kesal sama apa yang gue lakuin. But hey, i am just doing my job :)

1 comment:

  1. jangan2 itu orangnya yang lo cerita dipecat itu ya? huaaaa.. jangan galak2 lah jadi orang hehehehe..

    ReplyDelete