Sejauh ini, jenis makanan yang pernah saya coba masih sedikit sekali. Saya sebenarnya tipe orang yang cenderung menyukai repetisi, termasuk dalam hal makan. Tapi, belakangan saya berpikir ada ratusan negara di dunia dengan ciri khas kuliner masing-masing yang unik. Dan tiap-tiap negara memiliki masakan khas daerah yang juga unik. Rasanya sayang sekali bukan kalau seumur hidup hanya mencoba makanan yang itu-itu saja? Sejauh ini jenis makanan Asia yang pernah saya coba hanya sebatas makanan Thailand, Jepang dan Korea. Kebetulan sekali belakangan ini the significant other sedang tertarik untuk mencoba makanan Vietnam. Sebelumnya, makanan Vietnam yang pernah saya coba adalah sandwich Calideli. Saya cukup suka dengan salad khas Vietnam yang cenderung asam namun sangat segar.
Anyway, jadilah kami akhirnya memutuskan untuk mencoba makanan Vietnam. Setelah cari info di google, tiga restoran Vietnam yang cukup direkomendasikan di Jakarta adalah Pho 2000 (kakak saya pernah makan di Pho 2000 Vietnam dan katanya emang enak banget. Banyak pesohor yang pernah makan di sana, termasuk Bill Clinton!), Pho 24 dan Do'an. Saya dan si significant other pun memutuskan untuk makan di Do'an, Citos karena lokasinya paling dekat dan familiar. Saya cukup heran juga sih begitu masuk sana, ternyata restorannya ramai, padahal bukan akhir pekan. Tapi serunya adalah, begitu masuk, aroma makanan Vietnam langsung berasa sekali, membuat saya yang memang sedang lapar, ingin segera mencoba menu-menu yang disajikan. Si pacar memesan pho (mie) dengan isi sukiyaki, ayam dan bakso. Saya lupa apa nama menunya, tapi pho-nya disajikan dengan nuoc cham (saus khas Vietnam), basil, tauge, jeruk nipis dan cabai rawit. Saya mencoba sedikit kuah dan mie-nya, rasanya enak. Kuahnya terasa sangat segar, mirip seperti kuah tom yum tapi tidak begitu asam dan pedas. Saya sendiri memesan udang tumis khas Vietnam. Udangnya disajikan dengan nasi putih, salad dan nuoc cham. Saya sangat suka saladnya yang dituang dengan nuoc cham yang rasanya seperti kuah asinan yang sangat segar dan khas sekali. Untuk udangnya sendiri, rasanya juga enak, bumbunya terasa (yang entah mengapa mengingatkan saya dengan bumbu tauco), dan membuat saya berpikir bahwa lidah orang Vietnam dengan orang Indonesia sedikit sama. Selain itu, saya juga mencoba hidangan sampingan berupa spring roll isi kepiting. Rasanya enak, seperti lumpia goreng. Dan lagi-lagi, spring roll ini juga disajikan dengan nuoc cham sebagai saus celupannya. Dari dua menu utama yang kami pesan, saya menarik kesimpulan bahwa makanan Vietnam disajikan dengan porsi yang besar. Untuk minuman, kami memesan iced lychee dan Vietnamese iced coffee. Penyajian es kopinya cukup unik, karena kopinya disaring terlebih dahulu sebelum dicampur es.
Overall, we did enjoy our new culinary experience in Do'an.
Anyway, jadilah kami akhirnya memutuskan untuk mencoba makanan Vietnam. Setelah cari info di google, tiga restoran Vietnam yang cukup direkomendasikan di Jakarta adalah Pho 2000 (kakak saya pernah makan di Pho 2000 Vietnam dan katanya emang enak banget. Banyak pesohor yang pernah makan di sana, termasuk Bill Clinton!), Pho 24 dan Do'an. Saya dan si significant other pun memutuskan untuk makan di Do'an, Citos karena lokasinya paling dekat dan familiar. Saya cukup heran juga sih begitu masuk sana, ternyata restorannya ramai, padahal bukan akhir pekan. Tapi serunya adalah, begitu masuk, aroma makanan Vietnam langsung berasa sekali, membuat saya yang memang sedang lapar, ingin segera mencoba menu-menu yang disajikan. Si pacar memesan pho (mie) dengan isi sukiyaki, ayam dan bakso. Saya lupa apa nama menunya, tapi pho-nya disajikan dengan nuoc cham (saus khas Vietnam), basil, tauge, jeruk nipis dan cabai rawit. Saya mencoba sedikit kuah dan mie-nya, rasanya enak. Kuahnya terasa sangat segar, mirip seperti kuah tom yum tapi tidak begitu asam dan pedas. Saya sendiri memesan udang tumis khas Vietnam. Udangnya disajikan dengan nasi putih, salad dan nuoc cham. Saya sangat suka saladnya yang dituang dengan nuoc cham yang rasanya seperti kuah asinan yang sangat segar dan khas sekali. Untuk udangnya sendiri, rasanya juga enak, bumbunya terasa (yang entah mengapa mengingatkan saya dengan bumbu tauco), dan membuat saya berpikir bahwa lidah orang Vietnam dengan orang Indonesia sedikit sama. Selain itu, saya juga mencoba hidangan sampingan berupa spring roll isi kepiting. Rasanya enak, seperti lumpia goreng. Dan lagi-lagi, spring roll ini juga disajikan dengan nuoc cham sebagai saus celupannya. Dari dua menu utama yang kami pesan, saya menarik kesimpulan bahwa makanan Vietnam disajikan dengan porsi yang besar. Untuk minuman, kami memesan iced lychee dan Vietnamese iced coffee. Penyajian es kopinya cukup unik, karena kopinya disaring terlebih dahulu sebelum dicampur es.
Overall, we did enjoy our new culinary experience in Do'an.
No comments:
Post a Comment