Wednesday, June 13, 2012

on porridge

Beberapa kali saya menanyakan bubur ayam yang enak di daerah Margonda, Depok, dan teman-teman saya selalu menjawab "Coba Bubur Ayam Sinar Garut." Setelah beberapa kali celingak-celinguk setiap lewat Margonda, saya akhirnya menemukan tempatnya yang berupa tenda yang baru didirikan menjelang malam. Waktu saya ke sana, masih jam 7 malam dan tempatnya masih cukup sepi.

Sinar Garut menyediakan bubur dengan beragam penyajian seperti dengan telur ayam yang bisa matang atau setengah matang, dengan berbagai pilihan jeroan (bagian dalam) ayam, dengan cakwe dan lain sebagainya. Selain bubur, makanan yang juga disajikan adalah mie instan dan roti bakar. Malam ini saya memesan bubur ayam biasa untuk saya dan bubur ayam dengan telur untuk si pacar. Penyajian buburnya menarik, menurut saya, karena pemberian cakwe dan cheese stick yang royal. Untuk menemani bubur yang saya makan, saya memilih sate telur puyuh yang disajikan di meja bersama sate usus, sate ati dan sate ampela. Begitu saya mengaduk bubur saya (ya, saya adalah tipe orang yang mengubah tampilan bubur yang menarik menjadi tidak menarik dengan mengaduk dan mencampur seluruh isinya), baru saya dasar kalau buburnya tidak menggunakan kaldu dan kering yang menurut saya sangat aneh, tetapi mungkin memang begitu cara penyajian bubur ala Garut. Mungkin karena tidak memakai kaldu itu, menurut saya rasa buburnya biasa saja. Malah saya agak kurang menikmati buburnya karena terlalu kering dan padat. Jadi, bubur ayam Sinar Garut jelas bukan termasuk jenis bubur favorit saya. Sejauh ini bubur yang paling enak yang pernah saya coba adalah bubur di restoran Ta Wan, bubur manado di restoran masakan manado di ITC Kuningan dan bubur ayam tenda di daerah Pondok Pinang, Jakarta Selatan.






No comments:

Post a Comment